Rabu, 04 Juli 2012

ABU-ABU: PUTIH YANG TERNODA ATAUKAH HITAM YANG MEMUDAR

Setiap warna yang ada “konon katanya” memiliki makna. Merah yang katanya melambangkan keberanian, putih berarti kesucian, hijau kesejukan atau apalah, dan sebagainya. Tidak akan aku bahas mengenai makna dari masing-masing warna. Tetapi ketika orang memaknakan ABU-ABU, warna kesukaanku, sebagai warna yang kelam, warna “TANGGUNG” (tidak hitam maupun tidak putih), bahkan dimaknakan orang yang menyukai abu-abu adalah orang yang seperti tak ada harapan, aku jadi tertarik untuk menuliskan tentang ini. Apakah benar? Jika benar, apakah aku termasuk orang yang tak punya harapan? Sepertinya tidak juga. Aku akan memaknakan warna “unik” ini dari apa yang ada dalam pikiraanku, dari kisah hidupku.

Tulisan ini lebih pantas disebut sebagai curahan hati.


Ini adalah kisahku. Lulus SMA aku tak seberuntung teman-teman. Aku ingin sekali kuliah di STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) dengan alasan (1) aku menyukai ekonomi akuntansi dan aku dari jurusan IPS, (2) pacarku (saat itu) juga mendaftar di STAN. Namun sayang, aku tidak cukup pintar untuk masuk ke sana. Langkahku terhenti. Tidak ada pekerjaan yang sesuai untukku dengan lulusan SMA yang tidak memiliki keahlian khusus. Ingin mendaftar ke pabrik orangtua tidak mendukung dengan alasan sakit paru-paruku tidak akan sembuh jika aku bekerja di pabrik yang katanya “kerja kasar” dan berdebu. Setahun hidup tak ada arti, aku mencoba mendaftar lagi. Tapi keputusanku ini semakin membuktikan kalau aku memang BODOH. Pilihan terakhir aku kuliah di tempat terdekat, UKSW (Universitas Kristen Satya Wacana) di Salatiga yang bisa dijangkau dengan sepeda motor. Inilah awal mula aku menyukai abu-abu. Aku memilih motor mio abu-abu dengan uang kakak laki-lakiku. Sekarang, apakah ini suatu kebetulan saja aku memilih abu-abu? Ataukah karena memang abu-abu adalah warna bagi orang yang tidak memiliki harapan? Yang jelas aku sangat menyukainya sejak saat itu. Warna itu berhasil menyingkirkan warna pink dalam hidupku. Semua serba abu-abu. Perlu diketahui, awal kuliah aku masih menjadi orang yang tak memiliki harapan. Menjalaninya dengan penuh keterpaksaan. Aku tidak pandai dalam berbahasa, tidak pantas menjadi pembicara. Padahal aku adalah “calon guru” yang harus berbahasa baik untuk menyampaikan materi. Yah benar, aku mengambil keguruan, demi menuruti orangtuaku.

Abu-abu adalah putih yang ternoda.

Aku seorang cewek “pendiam” karena suatu hal. Aku tertutup dengan yang namanya cowok. Bukan karena aku tidak normal. Suatu saat aku akan cerita pada kalian (yang sudi membaca tulisanku ini). Aku berubah ketika aku kenal dengan seorang cowok. Aku merasa aku telah menjadi pribadi yang lain. Aku semakin bodoh, aku semakin tak berguna, aku adalah abu-abu, putih yang ternoda. Aku terpuruk.
Bukankah ini bukan salah warna yang kupilih? Abu-abu tak bersalah. Kenapa harus dimaknai dengan putih yang ternoda. Toh putih yang ternoda tidak selalu abu-abu. Bisa jadi coklat, krem, putih tulang atau apa saja tergantung nodanya. Tak adil jika harus dimaknai seperti itu. Taukah kenapa aku mengatakan seperti ini? Karena aku pun memaknainya seperti kehidupanku. Hidupku tak selalu buruk, bukan? Jika aku mampu memaknainya secara “positif” kenapa tidak?
Aku bangkit! Aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Masih ada harapan dalam hidupku. Dan aku tidak ingin gagal untuk kesekian kalinya. Semua masih bisa diusahakan (kecuali satu hal masa lalu yang mungkin tak bisa kuperbaiki). Aku juga pecinta matematika. Kenapa harus dibuat susah? Aku akan berusaha menjadi guru matematika yang baik.
Inilah aku yang sekarang, seorang abu-abu. Bukan lagi putih yang ternoda, akan tetapi..................

Abu-abu adalah hitam yang memudar

Intinya, semua tergantung kita yang memaknainya.
Jika kita mampu memaknai yang terbaik, kenapa tidak?
Warna tak pernah salah. Ia diciptakan untuk memberi keragaman dalam hidup. Bukankah begitu?
Sekarang, terserah kalian mau memaknai warna kesukaan kalian masing-masing. Ini adalah warnaku, maknaku, MENGINSPIRASI hidupku. . :-)

Wahai abu-abu,
Kau tak perlu lagi mengotori hatimu untuk menjadi hitam,
biarkan masa lalu menjadi pelajaran berharga. . .
“si abu-abu”,
Kau juga tak perlu lagi berbenah diri untuk menjadi putih,
Sebab pada dasarnya kau adalah pribadi yang indah. . .
Pertahankanlah “abu-abu”mu. . .
Kamu unik, kamu cantik. .
Dan kamu adalah kamu,
bukan hitam, bukan pula putih. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar