Aku Endah, seorang penggemar edelweis, yang berharap suatu saat bisa menemui sang “pujaan” di atas gunung.
Semakin tau tentang edelweis aku semakin menggilainya. Bunga Cinta Abadi. Warnanya yang putih melambangkan kesucian. Aku selalu menganggap diriku adalah sosok edelweis, manusia edelweis, meskipun aku sama sekali bukanlah manusia suci. Aku pun punya cinta. Seperti cinta ratu salju gunung terhadap seorang pendaki dalam dongeng asal-usul edelweis [cieeeeeeee]. Namun sepertinya orang lain [orang yang pernah dekat denganku] pasti menganggap cintaku tidak setulus peri itu. Cintaku hanya aku yang tau. Aku yang merasakannya. . :)
Lalu, apakah aku pantas menganggap diriku adalah seorang edelweis?
Bagiku edelweis juga melambangkan kekuatan, ketegaran. Hidup dalam kesendirian, dalam dunia yang terasingkan di atas sana. Hanya orang-orang hebat dan kuat yang mampu melihat “istananya”. Ya, benar, para pendaki gunung!
Apakah aku seperti itu? Jawabannya TIDAK. Lebih tepatnya BELUM. Dan aku ingin seperti itu, seperti edelweis.
Ingin sekali rasanya melihatmu, edelweis. Sanggup kah? Aku memiliki penyakit mematikan dalam paru-paruku. Bahkan saat ini aku merasa seperti tak ada oksigen di sekitarku. Terasa menyakitkan ketika aku menarik nafas dalam-dalam. Lemahnya aku. Edelweis saja mampu bertahan di ketinggian dengan kadar oksigen lebih tipis, masak aku tidak bisa? Aku harus bisa! Meskipun kata dokter aku tidak bisa sembuh, aku harus tetap bangkit, hingga aku mampu bertahan, membahagiakan orang-orang sekitarku, membuat para pendaki tersenyum lebar melihat “aku”.
Aku ingin sekali mendaki. Namun apa mampuku. Sekarang aku masih lemah.
Dalam bayanganku, edelweis adalah tumbuhan tercantik di antara tumbuhan gunung yang lain. Aku tak secantik edelweis, tapi aku sadar, aku cantik ketika aku tersenyum dan bangkit dari keterpurukanku.
Suatu saat “edelweis” akan mampu berada di tempat yang “tinggi”. Tempat dimana aku meraih kesuksesan. Tempat dimana aku bertemu dengan orang-orang hebat. Dan aku akan meninggal dalam keadaan terhormat.
Hey, kamu, penyakit! Saat ini kau boleh mengambil oksigen di sekitarku, tapi kau tidak akan bisa mengambil harapanku, cita-citaku! Kau tidak akan mampu melemahkan kuatnya “edelweis”